Perancangan Instalasi Listrik Rumah Tangga yang Aman

Instalasi listrik tidak boleh dilakukan sembarangan dan harus dilaksanakan oleh ahlinya. Termasuk juga perancangan instalasi listrik rumah tangga, harus dipastikan keamanannya supaya tidak menyebabkan kebakaran dan hal tidak diinginkan lainnya.

Daya listrik untuk rumah tangga memang tidak sebesar pada industri, tapi bukan berarti bisa dipasang seenaknya. Besar ataupun kecil daya listriknya, semuanya bisa berakibat fatal jika terjadi masalah pada sambungan dan instalasi listrik.

Pengertian Instalasi Listrik

Pengertian-Instalasi-Listrik

Sebelum membahas lebih dalam tentang bagaimana instalasi listrik rumah tangga yang aman, pahami dulu apa maksudnya. Sering mendengar istilah instalasi listrik tapi mungkin belum tahu apa pengertiannya.

Yang disebut sebagai instalasi listrik adalah seperangkat perlengkapan yang fungsinya untuk mengalirkan arus listrik dari sumbernya (misalnya genset, PLN ataupun panel surya) ke peralatan yang ada di rumah.

Pihak PLN sebagai penyedia tenaga listrik hanya memberikan meteran dan tenaga listrik itu sendiri. Sedangkan untuk instalasinya disediakan dan dilakukan sendiri oleh pelanggan. Perlengkapan penting pada instalasi listrik diantaranya adalah panel hubung bagi atau PHB, sakelar dan lainnya.

Instalasi listrik termasuk juga bagaimana sistem langganan yang diinginkan, apakah prabayar atau pascabayar.

Baca juga: Jenis Sekring Listrik Rumah

Tahapan Perancangan Instalasi Listrik Rumah Tangga

Rancangan instalasi listrik untuk rumah tangga harus dilakukan dengan benar dan matang. Teknik perancangan yang tepat tidak saja aman, tetapi juga memaksimalkan fungsi listrik itu sendiri, tanpa mengurangi manfaat dan estetika bangunan.

Dalam perencanaan instalasi listrik harus diperhitungkan juga dimana titik-titik pemasangan sakelar misalnya, lampu dan sebagainya. Teknik rancangan instalasi juga harus mempertimbangkan jenis kabel listrik yang akan dipakai, pipa kabelnya, isolator, sekering dan lain-lain.

Mengapa pertimbangan-pertimbangan tersebut penting, karena kalau kualitas instalasinya bagus tentu saja akan lebih aman bagi hunian dan tempat tinggal. Risiko bahaya listrik dapat diminimalisir sehingga tidak membahayakan penghuni rumah.

Berikut Rumarumi berikian tahapan perancangan instalasi listrik rumah tangga yang aman:

1. Denah Rumah

Denah-Rumah

Untuk merencanakan instalasi listrik rumah tangga harus dilihat dulu denah dari hunian itu sendiri. Denah rumah ini meliputi jumlah lantainya, ukuran setiap ruangan, peruntukkan setiap sambungan listrik, tata letak pintu dan jendela, serta banyak lagi.

Fungsi denah rumah dalam rencana instalasi listrik adalah sebagai acuan supaya nantinya pemasangan listrik bisa sesuai dengan keperluan dan peruntukannya. Letak jendela dan pintu diperhitungkan agar bisa menemukan posisi fitting lampu yang tepat supaya mudah dioperasikan.

Sementara itu, berapa ukuran ruangan digunakan untuk menentukan berapa kira-kira jumlah lampu yang dibutuhkan untuk penerangan yang cukup.

2. Peletakan Komponen Instalasi

Peletakan-Komponen-Instalasi-scaled

Tahapan yang kedua yaitu peletakan perlengkapan dan komponen instalasi, seperti saklar, PHB, fitting lampu, sekering kotak pengaman dan sebagainya pada posisi yang tepat. Setelah itu, dibuat gambar diagram alur instalasi kabel listrik yang sesuai dengan posisi ruangan, pintu dan jendela.

Pada diagram tersebut juga akan dibagi grup instalasinya, yang disebut dengan single line diagram atau dalam bahasa Indonesia adalah diagram segaris.

3. Diagram Pengawatan

Diagram-Pengawatan

Teknik perancangan instalasi listrik rumah tangga juga memerlukan apa yang disebut dengan diagram pengawatan. Apa itu diagram pengawatan? Diagram pengawatan adalah gambar yang mencakup semua kabel yang dibutuhkan oleh jaringan listrik, yaitu kabel fasa, netral dan ground.

Agar lebih mudah dibaca, biasanya diagram ini dibuat menggunakan warna-warna yang berbeda untuk setiap jenis kabel. Melalui diagram pengawatan ini, tenaga pasang listrik atau BTL akan mengetahui dengan jelas jumlah kabel yang dibutuhkan pada setiap jalur pengawatan.

Jika menurut BTL jumlah kabel pada tiap jalur tersebut terlalu banyak, maka akan dikurangi demi keamanan. Selain itu, diagram pengawatan juga berfungsi untuk mempermudah pemipaan dan menghitung berapa jumlah kebutuhannya.

4. Gambar Rangkaian Panel Hubung Bagi (PHB)

Gambar-Rangkaian-Panel-Hubung-Bagi-PHB

Selanjutnya akan dibuat gambar rangkaian PHB, yang diperlukan untuk menghitung jumlah alat pengamanan. Yang harus dilakukan adalah menghitung berapa jumlah daya pada setiap grup jalur. Menghitung jumlah daya beban listrik ini gunakan asumsi setiap kontak menanggung 100 Watt.

Sedangkan untuk daya lampunya disesuaikan saja dengan rencana yang ada. Setelah mengetahui berapa jumlah beban daya listrik, barulah bisa ditentukan ukuran minimal MCB atau sekering yang harus dipasang. Sesuaikan juga dengan kotak sekering yang diperlukan dengan jumlah grup jalur.

Baca juga: Multimeter Digital Terbaik

5. Pemasangan Komponen pada Jalur Utama

Pemasangan-Komponen-pada-Jalur-Utama-scaled

Setelah membuat diagram jalur pengawatan, langkah selanjutnya yaitu memasang semua komponen yang berada di jalur utama. Biasanya tahapan ini dilakukan setelah dilakukan pemasangan kotak sekering dan ELCB.

Pada tahapan ini diperlukan tiga jenis kabel, yaitu kabel fasa dengan warna merah, kabel netral warnanya biru dan groud yang berwarna kuning bergaris hijau. Sangat disarankan pemasangan ketiga kabel ini menggunakan pipa PVC demi keamanan.

6. Pemasangan Kabel Menuju Stop Kontak dan Saklar

Pemasangan-Kabel-Menuju-Stop-Kontak-dan-Saklar

Supaya tenaga listrik dapat digunakan sebagai sumber daya bagi peralatan, misalnya lampu, maka diperlukan stop kontak dan saklar. Tapi, arus listrik yang berasal dari sumber tidak mungkin bisa langsung dialirkan pada berbagai perabotan yang ada di rumah.

Arus listrik tersebut harus dialirkan dulu melalui stop kontak dan saklar supaya dapat diatur besarnya. Untuk itulah diperlukan instalasi atau sambungan lagi agar arus listrik bisa dialirkan pada stop kontak dan saklar.

Tahapan ini yaitu proses pemasangan kabel yang digunakan untuk mengalirkan arus listrik ke stop kontak dan saklar. Agar rapi dan aman, pemasangan kabel sebaiknya dilengkapi dengan kotak. Selain terlihat rapi dan aman, kotak akan memudahkan kita mengenali jenis kabelnya.

7. Menyambungkan Kabel ke MCB, Stop Kontak dan Saklar

Menyambungkan-Kabel-ke-MCB-Stop-Kontak-dan-Saklar

Langkah perencanaan instalasi listrik rumah tangga mencakup juga penyambungan kabel ke MCB atau sekering, stop kontak dan saklar. Pada tahapan ini, pastikan semua kabel sudah terpasang secara benar, alat listrik berada di tempat yang seharusnya dan tutup saluran kabelnya.

Penutupan saluran kabel dapat menggunakan pipa PVC dan ditempelkan pada dinding rumah. Setelah itu, sambungkan kabel sumber listrik dari sekring ke kWh meter.

8. Menghitung Biaya untuk Pengadaan Barang

Menghitung-Biaya-untuk-Pengadaan-Barang

Tahapan yang terakhir dalam perancangan instalasi listrik rumah tangga yaitu menghitung berapa biaya yang diperlukan untuk pengadaan semua barang yang diperlukan. Misalnya, membeli kabel, sekering, fitting lampu, saklar dan sebagainya, tentu butuh biaya.

Supaya lebih mudah dibaca dan diperiksa, buat semua perhitungan biaya pengadaan barang instalasi listrik ke dalam sebuah tabel. Apa saja yang harus dicantumkan pada tabel tersebut? sebaiknya tabel memuat apa nama alatnya, spesifikasi dan jumlah yang dibutuhkan.

Selanjutnya, yang tidak boleh ketinggalan tentu saja kisaran harga dari masing-masing peralatan tersebut. Buat dulu harga dalam satuannya, baru dikalikan dengan jumlah kebutuhannya. Dengan begitu, berapa total kebutuhan biaya untuk pengadaan barang mudah diketahui secara jelas.

Tahapan dalam perancangan instalasi listrik rumah tangga memang cukup panjang dan harus dilakukan dengan hati-hati. Tujuannya adalah untuk memperkecil risiko yang disebabkan oleh gangguan listrik, seperti konsleting dan kebakaran.

Photo of author

rumarumi

Make Your Best Home