Mengenal Trafo CT (Center Tapped) dan Non CT & Cara Kerja

Salah satu komponen elektronika yang banyak dipakai dalam peralatan listrik sehari-hari adalah trafo atau transformator. Trafo ada berbagai jenis, misalnya trafo CT (Center Tapped) dan trafo non-CT. Kedua trafo ini sedikit mirip, namun Anda tidak akan kesulitan membedakannya.

Transformator CT dan non-CT umumnya memiliki label khusus. Sehingga, kemungkinan tertukar dalam menggunakannya cukup kecil. Lalu apa kegunaan kedua trafo tersebut dan bagaimana cara kerjanya? Berikut penjelasan lengkap dari Rumarumi.

Apa itu Trafo CT dan non-CT?

Apa-itu-Trafo-CT-dan-non-CT_

Transformator CT dan non-CT sama-sama merupakan jenis trafo step down. Meski merupakan jenis trafo yang sama, namun kedua trafo ini memiliki beberapa perbedaan. Beda trafo CT dan non CT yang paling mendasar adalah rangkaian dan kegunaan mereka.

Selain itu, transformator CT biasanya memiliki label CT pada bagian luarnya, sedangkan trafo non-CT tidak diberi label apapun. Sehingga, pengguna dapat membedakan transformator CT dari non-CT dengan mudah. Di bawah ini penjelasan lebih lanjut mengenai keduanya.

1. Transformator CT

Trafo Center Tapped (CT) merupakan transformator dengan dua buah output yang rangkaiannya berupa dua gulungan sekunder. Di tengah kedua gulungan ini terdapat terminal sambungan sehingga kedua gulungan terhubung secara seri.

Jumlah gulungan tersebut lebih banyak dari jumlah gulungan yang ada pada trafo non-CT. Selain itu, kawat yang dipakai pada transformator CT juga lebih kecil daripada kawat pada trafo non-CT.

Fungsi utama trafo jenis ini adalah untuk membentuk rangkaian power supply simetris gelombang penuh. Transformator CT banyak dipakai dalam pembuatan amplifier berkutub netral, positif, dan negatif.

Beberapa orang menyebut transformator CT sebagai trafo seri atau juga double power karena dipakai pada perangkat elektronik dengan sistem dual power. Keunggulan dari transformator CT adalah lebih stabil sehingga tegangan tidak mudah drop.

2. Trafo Non-CT

Trafo non-CT adalah trafo dengan single output. Karena hanya memiliki single output, maka trafo tersebut lebih cocok untuk peralatan listrik yang menggunakan sistem power supply tunggal atau power supply non simetris dengan kutub positif dan negatif saja.

Jenis trafo ini sudah ada sejak dahulu. Sehingga, tak heran jika banyak perangkat listrik lama yang menggunakannya. Salah satu keunggulan trafo non-CT adalah harganya terjangkau.

Namun, jenis trafo ini memiliki satu kekurangan, yaitu kurang stabil. Akibatnya, dropping tegangan akan sering terjadi.

Kegunaan Transformator CT dan non-CT

Kegunaan-Transformator-CT-dan-non-CT

Trafo CT dan non-CT memiliki fungsi atau kegunaan yang berbeda.

Kegunaan Transformator CT

1. Menstabilkan Tegangan

Fungsi utama transformator CT adalah menghasilkan arus listrik AC pada gulungan sekunder sehingga besarnya arus sama dengan besarnya tegangan pada gulungan primer.

Oleh karenanya, trafo ini dapat berperan sebagai penstabil tegangan. Transformator CT akan mengatur besar kecilnya arus dalam rangkaian listrik sehingga lebih stabil.

2. Mengukur Arus Listrik

Jenis transformator tersebut juga dapat mempermudah pengukuran arus listrik. Arus listrik bertegangan tinggi dapat merusak panel metering yang digunakan untuk mengukurnya.

Namun, dengan adanya transformator CT, arus listrik pada suatu rangkaian listrik dapat diturunkan. Sehingga, panel metering dapat mengukur besarnya kuat arus tersebut.

3. Melindungi Peralatan Listrik

Transformator CT berfungsi untuk memperkecil arus pada rangkaian listrik dan menjaganya tetap stabil. Akibatnya peralatan listrik yang menggunakan trafo tersebut akan terlindung dari tegangan overload yang dapat merusaknya.

Kegunaan Transformator non-CT

Kegunaan transformer non-CT di era modern ini cukup terbatas. Trafo ini kebanyakan ditemukan pada rangkaian amplifier zaman dahulu yang menggunakan trafo OT dan IT. Selain itu, trafo ini juga banyak ditemukan pada berbagai perlengkapan portable dan adaptor.

Baca juga: Mengenal Class Amplifier

Jenis Transformator CT

Jenis-Transformator-CT

Berdasarkan klasifikasi dan bentuknya, transformator CT dibedakan menjadi beberapa jenis.

Jenis Transformator CT Menurut Klasifikasinya

1. Bushing Current Transformer

Jenis transformer CT ini dapat digunakan untuk mempermudah pengukuran arus listrik bertegangan tinggi dan umum digunakan pada relay. Trafo bushing current memiliki konstruksi tipe batang.

Dengan kata lain, trafo ini memiliki inti dan sekunder yang berada di daerah konduktor utama. Coil sekunder pada trafo ini dapat dihubungkan ke bushing. Akibatnya, lingkaran arus bertegangan tinggi akan terbentuk

2. Portable Current Transformer

Para teknisi biasanya menggunakan portable current transformer untuk melakukan analisis pengukuran sirkuit bertegangan tinggi. Besarnya kuat arus yang dapat diukur dengan trafo ini adalah antara 1000A hingga 1500A.

3. Outdoor Current Transformer

Seperti namanya, outdoor current transformer adalah trafo khusus untuk digunakan di luar ruangan. Trafo tersebut umum digunakan pada gardu listrik atau gardu induk PLN. Di dalam trafo ini terdapat gas yang diisolasi, contohnya gas SF6.

4. Indoor Current Transformer

Indoor current transformer adalah kebalikan dari outdoor current transformer. Jenis trafo tersebut khusus digunakan di dalam ruangan. Trafo yang juga cocok untuk sirkuit bertegangan rendah ini dibedakan lagi menjadi 3, yaitu tipe bar, tipe luka, dan tipe jendela.

Jenis Transformator CT Menurut Bentuknya

Jenis-Transformator-CT-Menurut-Bentuknya

1. Cylinder Current Transformer

Trafo tipe tabung ini berbentuk lubang bulat sehingga teknisi dapat dengan mudah memasang kabel pada trafo tersebut. Rentang ampere yang tersedia untuk trafo tipe tabung adalah 50/5A hingga 5000/5A.

2. Window Current Transformer

Window Current Transformer berbentuk kotak seperti jendela dalam ukuran besar maupun kecil. Pilihan ampere yang tersedia pada jenis trafo tersebut mulai dari 30/5A hingga 6300/5A.

3. Split Core Current Transformer

Split core current transformer juga berbentuk kotak. Namun, trafo ini memiliki bagian yang bisa dibuka serta ditutup berdasarkan kebutuhan pengguna. Trafo dengan rentang ampere 400/5A – 5000/5A ini biasa dipakai pada busbar berukuran besar.

Baca juga: Perancangan Instalasi Listrik Rumah Tangga

Cara Kerja Transformator CT dan non-CT

Cara-Kerja-Transformator-CT-dan-non-CT

Prinsip kerja transformator CT dan non-CT sejatinya hampir sama. Prinsip kerja transformator CT sendiri adalah menghasilkan arus listrik AC pada koil sekundernya. Arus listrik AC yang mengalir masuk ke dalam rangkaian listrik akan menghasilkan medan magnet.

Selanjutnya, medan magnet tersebut mengalir dan terkumpul pada inti core. Selain itu, medan magnet tersebut dapat menunjukkan arus listrik pada koil sekunder.

Medan magnet ini juga melawan fluks yang berasal dari coil primer. Kemudian, arus listrik yang dihasilkan oleh koil sekunder dan primer pun menjadi seimbang.

Harga Transformator CT dan non-CT

Harga-Transformator-CT-dan-non-CT-

Harga transformator CT dan non-CT cukup bervariasi. Komponen kelistrikan ini ada yang dijual dengan harga puluhan ribu saja dan ada pula yang dijual dengan harga ratusan ribu. Berikut ini harga transformator CT dan non-CT di toko online.

ProdukHarga
Trafo 1A Ampere 0 12V Non-CTMulai Rp31.000
Trafo 500mA Ampere 0 Non-CTMulai RP26.000
Trafo 1A 18V CTMulai Rp34.000
Trafo 5A CTMulai Rp95.000
Trafo 2A 12V CTMulai Rp35.000
Trafo 3A CTMulai Rp80.000
Trafo 5A CT Proton BesarMulai Rp247.000
Trafo 10A 28V CTMulai Rp752.000
Trafo C Core OTK Russia 5A CTMulai Rp402.000
Trafo Petak Kotak 20A CT SankenMulai Rp803.000

Trafo CT dan non-CT merupakan trafo sejenis tapi mirip. Saat ini, transformator CT lebih banyak digunakan pada rangkaian listrik karena trafo tersebut lebih stabil. Meski demikian, trafo non-CT juga masih digunakan pada peralatan-peralatan tertentu, misalnya adaptor.

Photo of author

rumarumi

Make Your Best Home